Selasa, 13 April 2010

Tips Sukses Wawancara, Jual Dirimu Secara Profesional

Aku pernah mengikuti training motivasi untuk melejitkan potensi seseorang, agar ia bisa melamar kerja tanpa ditolak. Salah satu trik lulus wawancara adalah cara kita menjual diri kita. Menjual diri ini bukan dalam arti negatif menjajakan diri, tapi maksudnya tunjukkan bahwa Andalah orang yang dibutuhkan perusahaan tanpa terkesan murahan.
Kesan murahan ini tampak saat kita memperlihatkan ketertarikan kita dalam arti kita memang benar-benar berminat dengan bidang usaha perusahaan yang kita incar, tapi lebih pada kita amat membutuhkan pekerjaan sehingga bersikap layaknya pengemis. Ketertarikan berlebihan justru akan memberi nilai minus sebab perusahaan membutuhkan orang-orang cerdas yang berminat pada usaha perusahaan dan mau berkembang lebih maju bersama-sama. Tapi juga jangan terlalu terlihat cuek, seakan kita tak membutuhkan pekerjaan itu.
Aku pernah melakukan wawancara dan gagal dalam tes wawancara karena aku kurang begitu antusias untuk terlibat langsung. Itu bisa dilihat dari sinar mata oleh orang yang mewancaraiku. Yah, memang sejak awal motivasiku ikut wawancara kan bukan biar keterima, tapi latihan wawancara aja biar bisa lebih PD selanjutnya.
Tunjukkan rasa percaya diri, sikap mau kerja keras, inovatif, tangguh dan punya jiwa pemimpin dari sikap maupun perkataan kita. Orang yang percaya akan kemampuannya biasanya bisa mendeskripsikan keunggulannya dan juga bisa mengatasi masalah menyangkut bidang yang digelutinya. Kemungkinan besar orang tipe ini diterima lebih besar daripada yang kurang PD.
Terakhir yang paling penting baca pikiran interviuwer kita. Membaca pikiran ini tidak ada hubungannya dengan yang berbau klenik, mistik dkk. Semua orang bisa melakukannya, tidak harus orang2 yang masuk klub Psikolog, paranormal atau bahkan dukun. Caranya mudah cobalah menyesuaikan sikap, gerakan tubuh, dan alunan nafas kita sehingga gelombang otak kita sama dengan gelombang otang Sang Pewancara. Jika gelombangnya sudah sama makan apa yang kita pikirkan sama dengannya.
Aku pernah mencoba trik ini dan berhasil. Latihan pertama aku yang membaca pikiran temanku. Karena terlalu tegang dan pesimis bisa berhasil, ditambah posisi tubuh dan nafas tidak sejalan dengan lawan mainku, jadinya aku gagal membaca pikirannya. Aku baru berhasil pada latihan kedua, gentian ia yang membaca pikiranku. Awalnya ku pikir kami gagal, kami sudah berlatih lebih dari 30 menit, peserta yang lain pun banyak yang dah berhasil, hanya kelompokku yang belum.
Karena kesel, temenku nyeletuk “Aduhh, kok nggak berhasil-berhasil, ya? Apanya yang salah sih?”. Aku yang sudah lemah lunglai kembali bersemangat dan menjawab. “Sama, aku juga mikir begitu.” Jadi intinya untuk membaca pikiran sikap, posisi, cara bernafas kita harus sama dengan orang yang kita incar baru kita bisa megnetahui seluk beluk apa yang sedang dipikirkannya. Jangan lupa tubuh harus rileks untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

1 Komentar:

Pada 19 April 2010 pukul 07.40 , Anonymous dr_naziel mengatakan...

Setuju,mbak....
PD sangatlah diperlukan, asal jangan PD yang berlebihan..
salam kenal yaa..

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda