Minggu, 04 Juli 2010

Kejujuran Berlian yang Hilang dalam Peradaban Masyarakat Indonesia Abad Ini

Pada masa 1895, orang nomor satu di AS adalah Presiden Cleveland. Sebagai kepala Negara, ia banyak mendapat surat dari rakyatnya, dan diantaranya surat yang isinya cukup menggelitik.

“Yang terhormat Tuan Presiden. Akhir-akhir ini saya mengalami kegelisahan batin yang begitu mencekam bahkan menakutkan. Hanya pada Tuan Presiden saya layak melaporkannya.

Saya seorang gadis berumur 13 tahun yang dua tahun lalu telah merugikan Negara. Saya pernah mau berkirim surat, namun saya tidak punya uang untuk membeli perangko. Karena surat saya sangat penting, saya terpaksa mengirim itu melalui jasa pos dengan perangko bekas. Beberapa saat kemudian saya sadar bahwa perbuatan itu salah. saya lalu gelisah dan terus gelisah.

Saya mohon Tuan Presiden memaafkan saya, dan saya tidak akan mengulangi lagi kejahatan itu. Bersama dengan surat ini, saya kirimkan uang seharga perangko yang saya perlukan itu. Mohon maaf dan terima kasih.”

Luar biasa. Saya mendecak kagum atas keberanian gadis ini mengungkapkan kesalahannya dan mau bertobat. Saya berfikir seandainya para koruptor, penjahat, dan bajingan-bajingan mau jujur, mengungkapkan kesalahannya dan mengembalikan apa yang bukan haknya. Saya yakin negeri ini akan kembali indah dan makmur. Soalnya banyak sekali orang yang diambil dengan jalan pintas baik dari perorangan maupun Negara. Misalnya saja, para konglomerat hitam yang ngemplang pajak, penilep dana BLBI, dan Century dikembalikan.

Wow, hutang kita mungkin sudah tinggal seperempatnya saja. Karena uang yang ditilep pada kasus BLBI mencapai ratusan trilyun rupiah. Ini belum ditambah menyerahkan dirinya para mafia yang berkeliaran dan mengembalikan uang yang bukan haknya. Hmmm, ini baru sedap. Pastinya Pak Polisi, jaksa dan Hakim akan menangis gembira karena tugasnya jadi lebih mudah.

Mungkin nggak ya? Mimpi kali ye? Jelas itu adalah mimpi di siang bolong selama kita hidup dengan pedoman sekulerisme artinya Allah tak boleh ikut campur dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan kata lain tak mau diatur dengan aturan Allah sehingga hatinya mati dan jadi RAJA TEGA dan Tak Tahu Malu.

Hanya dengan keyakinan bahwa ALLAH akan meminta pertanggung jawaban atas amal manusia dan takut akan Murka-Nya, yang akan berani menilep uang orang lain apalagi uang rakyat. Jangankan 1 trilyun, sesen pun ia tak berani karena takut akan siksa di hari akhir nanti.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda